Lupa Akan Kewajiban

Aku adalah kepala rumah tangga yang yang harus memberikan nafkah lahir dan batin untuk mereka.Dengan kesibukan yang aku miliki tak pernah terfikir keluarga seperti apa dan bagaimana yang penting untuk kebutuhan lahirnya bisa terpenuhi dan keluarga tidak kelaparan.Aku tak pernah tau keadaan keluarga seperti apa dan apa yang mereka rasakan karena kesibukan ini yang menyita waktu.

Aku tak ingin keluargaku dalam kesusahan dan kekurangan sebagaimana yang di rasakan oleh orang lain.Dengan terpenuhinya kebutuhan lahirnya aku lupa akan kebutuhan batinnya yang harus aku berikan sehingga keluarga berantakan karena kurangnya kasih sayang dan pengetahuan serta wawasan dariku.Sehingga mereka tidak pernah memperdulikan diriku seakan-akan aku di anggap teman.

Dengan kesalahan diri tidak memberikan nafkah batinnya keluarga mulai renggang tidak ada ke harmonisan,kerukunan dan ketentraman dalam rumah tanggaku.Inilah sebuah contoh dariku agar kalian bisa belajar dari cerita ini supaya kejadian ini tidak menimpa kalian.Asingnya keluarga di saat bersama akan terasa bilamana mereka kurang mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari kita.

Janganlah melupakan kewajiban diri  pada keluarga bilamana tidak menginginkan di asingkan oleh keluarga.Cobalah kita kaji kejadian yang ada di keluarga kita agar kita bisa belajar dari sana.Janganlah merasa benar sebagai kepala rumah tangga dalam melakukan hal yang di anggap tidak baik oleh keluarga.
Keluarga akan menjadi surga bilamana keluarga harmonis,rukun dan tentram.

Jangan ciptakan neraka dalam rumah tangga yang menjadikan kita tersiksa di dalamnya.Marilah kita belajar membangun rumah tangga yang sakinah,mawadah dan warohmah agar keluarga harmonis,rukun dan tentram.Belajarlah dari cerita di atas bahwasanya memberikan nafkah lahir saja tidak bisa karena batiniahnya lapar.

                       Tak Pernah Bercermin

Komentar

Tak Pernah Bercermin

Satu Orang Ingin Menantang Lima Ustadz Dan Dua Ustadzah

Imam Besar Umat Muslim

Pembodohan Atau Kebodohan